Abdurrahman Arum Rahman, 22 Oktober 2022
Global Currency Initiative (GCI) mendesain sebuah cetak biru reformasi sistem moneter internasional yang berbasis sains dan dikelola bersama-sama oleh seluruh negara (anggota) di dunia secara demokratis dan terdesentralisasi. Cetak biru ini disebut dengan “sistem organik”. Sistem organik mengeluarkan alat pembayaran antar negara berupa “mata uang internasional yang sebenarnya” yang disebut dengan “mata uang organik”. Mata uang organik hanya digunakan untuk transaksi internasional antar negara anggota. Transaksi domestik tetap menggunakan mata uang nasional masing-masing. Negara non anggota tidak dapat menggunakan mata uang organik. Mata uang organik dan nasional bisa saling dikonversi menggunakan nilai tukar penyeimbang otomatis, yaitu nilai tukar yang mengikuti fundamental ekonomi masing-masing negara. Sistem organik adalah paket komplit. Dia menyediakan likuiditas internasional secara gratis dan berkelanjutan kepada semua negara anggota, menyelaraskan makro-fundamental, menghilangkan ketidakseimbangan global, menghapus potensi krisis moneter sampai ke akar-akarnya, dan membuat sistem moneter internasional lebih adil, seimbang, dan stabil. Sistem organik menggunakan teknologi digital, otomatisasi, dan desentralisasi. Sistem organik dapat dimulai di mana saja di belahan dunia dan semua negara dapat bergabung tanpa memerlukan integrasi ekonomi.
Hingga hari ini, dunia belum memiliki mata uang internasional yang sebenarnya. Dolar AS dan Euro bukanlah mata uang internasional yang sebenarnya, tapi mata uang Amerika Serikat (AS) dan Kawasan Euro yang “dipinjam” menjadi mata uang internasional. Penggunaan dolar AS dan euro menjadi mata uang internasional membuat ekonomi dunia timpang sejak dari hulu. Ada negara yang mencetak uang sementara yang lainnya membeli uang tersebut. Konsekuensinya, AS dan Kawasan Euro bisa mendapatkan sumber daya dari seluruh dunia hanya dengan mencetak uang dari secarik kertas yang hampir tidak ada biayanya. Mereka membeli emas dengan kertas. Sebaliknya, seluruh negara di dunia membeli kertas dengan emas. Bertriliun-triliun dolar AS sumber daya dan kekayaan riil mengalir dari seluruh penjuru dunia kepada negara-negara pemilik mata uang internasional, yang merupakan negara-negara terkaya di dunia, secara gratis, selama berpuluh-puluh tahun.
Sistem moneter internasional yang timpang dari hulu ini berbuntut panjang. Alam tidak menyukai ketimpangan. Seluruh sistem menjadi tidak stabil dan tidak bisa stabil oleh karenanya. Perlu diketahui bahwa sistem moneter dan finansial global adalah urat nadi aktivitas ekonomi dunia. Ketika urat nadi tersebut timpang dan tidak stabil, maka ekonomi dunia juga timpang, tidak bisa stabil, dan rentan mengalami krisis. Selama beberapa dekade, puluhan krisis terjadi di berbagai penjuru dunia secara reguler. Puncaknya adalah krisis Atlantik utara tahun 2008 atau yang lebih dikenal dengan krisis global 2008 yang berpusat di AS lalu merambat ke Eropa.
Merespons hal tersebut, pada tanggal 6 Juni 2009, PBB membentuk komisi ahli perihal reformasi sistem moneter dan finansial internasional yang terdiri dari para ahli, praktisi, dan pembuat kebijakan terbaik di bidangnya dari berbagai penjuru dunia (United Nations, 2009). Komisi ahli tersebut mengeluarkan laporan yang menyebutkan bahwa krisis global 2008 dan krisis-krisis besar lainnya bersumber pada kesalahan struktur sistem moneter dan finansial global saat ini. Mereka memberikan pernyataan yang sangat tegas bahwa krisis ekonomi bukanlah kecelakaan yang terjadi secara kebetulan, tapi buatan manusia (man-made), buah dari struktur ekonomi, moneter, dan finansial dunia yang salah. Komisi ahli yang dikepalai oleh profesor Joseph Stiglitz, pemenang hadiah Nobel bidang ekonomi tahun 2001 tersebut merekomendasikan reformasi sistem moneter dan finansial global secara mendasar dan komprehensif. Rekomendasi yang kurang lebih sama juga dibuat oleh badan-badan internasional lainnya seperti IMF (IMF, 2010) and (IMF, 2011), Bank Dunia (Lin, Fardoust, & Rosenblatt, 2012), Asian Development Bank Institute (ADBI, 2014), dan lembaga think tank lainnya seperti (The Palais Royal Initiative, 2011), CEPR, (Center for Economic and Policy Research, 2011), dan lain-lain. Selain itu, beberapa ekonom terbaik di dunia juga membuat rancangan reformasi sistem moneter dan finansial global. Di antara mereka adalah (Zhou, 2009), (Stiglitz & Greenwald, 2010), dan (Ocampo, 2017).
Kami, Global Currency Initiative, mendesain sebuah cetak biru reformasi sistem moneter internasional yang lebih adil, seimbang, dan stabil. Kami merancang sebuah sistem mata uang internasional yang berbasis sains dan dikelola bersama-sama oleh seluruh negara di dunia yang disebut dengan sistem organik. Sistem organik adalah sistem mata uang internasional yang dibangun bersama-sama oleh seluruh negara di dunia, atau negara anggota, dan menjadi bagian dari mata uang nasional masing-masing. Sistem organik mengeluarkan alat pembayaran antar negara yang disebut mata uang organik. Mata uang organik hanya digunakan untuk transaksi antar negara anggota. Transaksi domestik tetap menggunakan mata uang nasional masing-masing. Hubungan antara mata uang internasional dengan nasional adalah organik (menjadi bagian) dan hibrid (bisa dikonversi). Mata uang organik seluruhnya digital, menggunakan teknologi (semi) otomatisasi dan (semi) terdesentralisasi.
Secara alami, mata uang organik adalah mata uang internasional yang sebenarnya. Artinya, dia memang dibuat untuk menjadi alat pembayaran antar negara. Dia dikelola untuk kepentingan ekonomi internasional, kepentingan seluruh dunia, bukan untuk kepentingan nasional negara tertentu. Hal ini berbeda dengan mata uang internasional yang diadopsi seperti dolar AS dan euro. Kedua mata uang tersebut dikelola oleh AS dan Euro untuk kepentingan negara dan kawasan tersebut, bukan untuk kepentingan dunia. Hal ini memberikan perbedaan yang sangat besar pada fungsi, manfaat, dan stabilitas mata uang internasional secara khusus serta stabilitas ekonomi dunia secara umum.
Perlu diketahui bahwa sistem organik adalah sebuah paket komplit. Dia menyediakan cadangan devisa (mata uang internasional) secara gratis untuk semua negara (anggota) di dunia, menjaga keseimbangan neraca antar negara dalam semua kondisi dan menyelaraskan makro-fundamental, menghentikan perang dagang, menghapus perlombaan “murah-murahan” atau perlombaan terjun ke dasar dan terjebak di dasar, melepaskan negara-negara di dunia dari jeratan utang luar negeri dan kepemilikan asing, membuat sistem moneter internasional menjadi seimbang dan stabil, dan akhirnya mencabut krisis moneter sampai ke akar-akarnya. Sistem organik membuat ekonomi dunia lebih koheren. Sistem organik menggunakan nilai tukar yang sepenuhnya fleksibel mengikuti fundamental ekonomi masing-masing negara, yang disebut dengan penyeimbang otomatis, sehingga tidak memerlukan integrasi ekonomi. Dengan demikian, seluruh negara di dunia, pada prinsipnya, bisa bergabung, tanpa perlu merombak sistem moneter, tanpa kehilangan mata uang nasional, tanpa kehilangan identitas nasional, dan tanpa kehilangan kedaulatan ekonomi dan moneter nasional. Sistem organik juga bisa mulai dari skala kecil seperti ASEAN, Asia Selatan, Asia Timur, Timur Tengah, Amerika Latin, Afrika Timur, Afrika Barat, Afrika Tengah, dan kawasan lainnya; bisa juga dari gabungan beberapa kawasan. Negara lain bisa bergabung kemudian. Setiap negara di dunia bebas menentukan pilihan apakah akan bergabung dalam sistem organik atau tetap berada dalam (non)sistem sekarang. Karena hakikat dari demokrasi adalah menyediakan pilihan.
Sistem moneter internasional kita bermasalah sejak dari hulu dan dari dulu. Masalah paling klasik disampaikan oleh John Maynard Keynes dan Profesor Robert Triffin. Menurut Keynes, sistem moneter internasional sebelum dan sesudah Bretton Woods secara alami menyebabkan “masalah penyesuaian yang timpang” (asymmetric-adjustment problem) di mana negara-negara defisit harus bisa berubah menjadi surplus agar ekonomi mereka berkesinambungan, sementara negara-negara surplus tidak. Tentu saja penyesuaian ini tidak rasional karena agar negara-negara defisit bisa surplus maka negara-negara surplus harus defisit (Keynes, 1969). Kemudian Robert Triffin menemukan masalah serius lainnya dalam sistem Bretton Woods yang mematok dolar AS pada emas. Dalam Bretton Woods, pemerintah AS harus menyediakan emas untuk setiap lembar dolar yang beredar ke luar negeri. Sementara, dolar AS menjadi mata uang internasional. Permintaannya akan naik. Maka harga emas akan ikut naik. Pemerintah AS tidak akan mampu menyediakan cadangan emas untuk setiap dolar yang beredar di luar negeri. Semakin besar transaksi internasional, semakin banyak permintaan dolar AS, maka semakin rendah percaya diri dolar. Problem ini kemudian kita kenal dengan “dilema Triffin” (Triffin, 1978). Dalam sistem moneter internasional saat ini, di mana dolar AS tidak lagi dijamin dengan emas, tapi dengan ekonomi AS sendiri, dilema Triffin tetap terjadi. Penyebabnya adalah ukuran ekonomi dunia tumbuh lebih cepat daripada ekonomi AS. Semakin besar ekonomi dunia, semakin lemah tingkat percaya diri dolar AS. Selama puluhan tahun, dari masa Bretton Woods sampai zaman modern saat ini, dua problem mendasar dalam sistem moneter internasional tersebut tidak menemukan jalan keluar.
Di luar dua masalah klasik di atas, setidaknya ada 10 masalah mendasar lainnya dalam sistem moneter internasional saat ini.
1.1 Membeli kertas dengan emas
Sistem moneter internasional kita sudah timpang sejak dari hulu. Ada negara yang mencetak mata uang internasional (AS) dan negara lainnya (seluruh negara di dunia) membeli uang tersebut. Negara yang mencetak uang bisa membeli apa saja dari seluruh penjuru dunia hanya dengan secarik kertas. Mereka membeli emas dengan kertas. Sebaliknya, seluruh negara di dunia membeli lembaran-lembaran kertas tersebut dengan emas (Rahman, 2022a, hal. 23-30).
Dari data IMF (IMF, 2022), per kuartal ke-2 tahun 2022, total mata uang asing yang dipegang di seluruh dunia mencapai 11,17 triliun dolar AS ekuivalen. Artinya, total sumber daya dan kekayaan riil yang dikirimkan “secara gratis” oleh seluruh negara di dunia kepada negara-negara pemilik mata uang internasional mencapai 11,17 triliun dolar AS. Seluruh negara di dunia “menyumbangkan” sumber daya dan kekayaannya secara gratis kepada negara-negara pemilik mata uang internasional sebesar 11,17 triliun dolar selama berpuluh tahun. Ini adalah jumlah yang sangat besar dan menjadi sumber utama ketimpangan antar negara secara global. Struktur ketimpangan terbesar yang ada di muka bumi dan terus bertahan di zaman modern adalah sistem moneter internasional.
1.2 Tumpukan cadangan devisa yang mubazir
Cadangan devisa adalah “dompet negara” yang berisi mata uang dan aset internasional. Fungsi cadangan devisa adalah untuk memenuhi kebutuhan likuiditas transaksi antar negara dan “benteng pertahanan” ekonomi dari gejolak luar negeri.
Cadangan devisa adalah aset yang tidak produktif dan mubazir karena tidak bisa digunakan untuk transaksi di dalam negeri. Cadangan devisa tidak menggerakkan ekonomi dalam negeri. Sementara biaya pemeliharaannya sangat mahal. Di negara-negara yang perdagangannya defisit atau surplus “tipis-tipis”, cadangan devisa berasal dari utang luar negeri yang berbunga. Sementara, di negara-negara yang surplus besar, cadangan devisa dibeli oleh negara dengan menggunakan utang dalam negeri dengan bunga yang lebih tinggi. Artinya, biaya mengumpulkan cadangan devisa sangat mahal, baik bagi negara yang surplus maupun defisit. Negara-negara berkembang rata-rata mengeluarkan biaya 1% dari PDB untuk biaya pemeliharaan cadangan devisa (Rodrik, 2006).
1.3 Depresiasi mata uang internasional: sumbangan si miskin kepada si kaya

Dalam kondisi normal, semua mata uang internasional menyusut, rata-rata 2% per tahun. Kita biasa menyebutnya inflasi. Sementara, dalam kondisi tidak normal, inflasi bisa jauh lebih besar seperti saat ini. Penyebabnya adalah negara pemilik mata uang membuat kebijakan defisit, yaitu “belanja lebih banyak daripada pendapatan” untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi atau untuk menghindari stagnasi. Selisihnya “dibayar” dengan utang dan mencetak uang. Akibatnya mata uang menyusut atau nilainya turun.
Perlu diketahui bahwa separuh dolar AS beredar di luar tanah AS. Artinya, separuh defisit anggaran AS “dibiayai” oleh seluruh negara di dunia. Seperlima Euro beredar di luar tanah Euro. Artinya, seperlima defisit anggaran kawasan Euro “dibiayai” oleh seluruh negara di dunia. Ini artinya, ratusan milyar dolar defisit anggaran AS dan Euro sebenarnya dibiayai oleh seluruh negara di dunia.
Dengan total cadangan devisa dunia 11,17 triliun dolar AS ekuivalen, artinya “sumbangan” seluruh dunia untuk pemilik mata uang internasional totalnya lebih dari 200 milyar dolar per tahun; 60%nya mengalir ke AS, 20% ke Euro, dan sisanya ke Jepang, Inggris, dll. Artinya, seluruh negara di dunia, termasuk negara berkembang dan miskin yang sebagian penduduknya kelaparan, memberikan upeti atau sumbangan kepada negara-negara terkaya di dunia lebih dari 200 milyar dolar per tahun atau sekitar 3.000 triliun kalau dirupiahkan. Itu dalam kondisi normal. Dalam kondisi tidak normal, seperti inflasi tinggi saat ini, jumlahnya jauh lebih besar lagi (Rahman, 2022a, hal. 44-48).
Selama ini yang kita tahu adalah negara-negara terkaya tersebut secara rutin memberikan bantuan sumbangan dan hibah kepada negara-negara miskin melalui berbagai program. Totalnya sekitar beberapa puluh milyar dolar per tahun. Sumbangan ini jauh lebih kecil daripada sumbangan negara miskin dan berkembang kepada negara-negara terkaya tersebut yang per tahunnya mencapai ratusan milyar dolar. Di dunia nyata, bukan negara kaya yang menyumbang negara miskin, tapi negara miskin yang menyumbang negara kaya. Ini adalah kenyataan yang menyedihkan.
1.4 Perang dagang yang berskala global
Alamiah perdagangan adalah timbal-balik sempurna. Jika ada penjualan pasti ada pembelian. Jika di suatu pasar, para pedagang menjual 1 milyar rupiah, artinya para pembeli juga belanja 1 milyar rupiah. Jika ada negara-negara di dunia yang perdagangannya surplus 1 milyar dolar pasti ada atau banyak negara lainnya yang defisit yang totalnya juga 1 milyar dolar. Tidak mungkin semuanya bisa surplus.
Saat ini, semua negara tahu bahwa surplus lebih menguntungkan daripada defisit. Dengan surplus mereka bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mengumpulkan cadangan devisa. Sementara mereka yang defisit mengalami sebaliknya. Maka semua negara berebut surplus.
Berhubung semua negara mengejar surplus dan menghindari defisit, maka secara alami terjadi “perang dagang yang masal”, yaitu berebut surplus dan menghindari defisit. Seluruh negara di dunia yang melakukan perdagangan internasional, pada prinsipnya, terlibat dalam perang dagang yang massal ini.
Perang dagang antara AS dan China saat ini hanya “puncak dari gunung es” yang muncul di permukaan. Di bawahnya, ada perang dagang masal yang sesungguhnya, yang jauh lebih besar, yang melibatkan seluruh negara di dunia.
Perang dagang yang masal tersebut melahirkan fenomena perlombaan murah-murahan antar negara atau yang lebih dikenal dengan perlombaan terjun ke dasar. Dalam perang dagang, semuanya merugi. Menang menjadi arang, kalah menjadi abu (Rahman, 2022a, hal. 48-65).
1.5 Perlombaan terjun ke dasar dan terjebak di dasar
Perang dagang menyebabkan negara-negara di dunia berlomba-lomba murah-murahan. Agar bisa menjual barang murah di luar negeri, mereka menurunkan upah minimum, menurunkan pajak perusahaan asing, dan menurunkan standar lingkungan hidup. Semua itu dilakukan demi daya saing perdagangan dan demi menarik investasi asing. Fenomena ini dikenal dengan perlombaan terjun ke dasar (race to the bottom) dan terjebak di dasar (trapped at the bottom). Ada banyak sekali hasil riset yang menunjukkan bukti empiris fenomena ini (Davies & Vadlamannati, 2013), (Mooij, Klemm, & Perry, 2021), dan (Naughton, 2014).
Perlombaan terjun ke dasar dan terjebak di dasar menyebabkan kerugian berskala besar dengan spektrum yang berbeda. Negara yang menang mengalami sedikit kerugian. Sementara negara yang kalah mengalami banyak kerugian. Negara-negara yang kalah akhirnya terjebak pada utang luar negeri yang tidak bisa dibayar dan memang tidak direncanakan untuk dibayar. Akibatnya, pertumbuhan ekonomi mereka melambat dan ekonominya rentan terhadap krisis (Rahman, 2022a, hal. 65-121).
Indikator paling mencolok dari perlombaan terjun ke dasar dan terjebak di dasar adalah melambatnya pertumbuhan ekonomi, meningkatnya ketimpangan, dan meningkatnya kerusakan lingkungan hidup. Semua indikator tersebut ada di mayoritas negara di dunia.
1.6 Jebakan utang luar negeri
Kebutuhan cadangan devisa selalu naik mengikuti kenaikan perdagangan internasional. Ketika perdagangan internasional naik, maka cadangan devisa juga harus naik, agar tersedia cukup likuiditas untuk transaksi. Sementara sumber cadangan devisa yang orisinal adalah surplus perdagangan. Maka terjadilah perebutan surplus perdagangan secara global, atau perang dagang. Semua negara ingin surplus dan menghindari defisit.
Dalam perdagangan, tidak mungkin semua negara bisa surplus. Harus ada negara yang defisit agar negara lainnya bisa surplus. Hasilnya adalah 1/3 negara di dunia berhasil surplus. Dan sisanya, 2/3 justru defisit (The World Bank, 2020).
Negara-negara yang defisit kemudian mencari utang luar negeri kepada negara yang surplus atau kepada negara pemilik mata uang internasional (AS dan Euro). Utang memiliki biaya bunga yang harus dibayar di masa depan. Dengan perdagangan yang selalu defisit dan beban bunga di masa depan, maka negara-negara tersebut akhirnya terjebak utang luar negeri yang “tidak pernah bisa dibayar dan memang tidak direncanakan untuk dibayar”. Mereka terjerat lintah darat global yang abadi (Rahman, 2022a, hal. 121-128).
1.7 Jebakan pendapatan menengah
Hampir semua negara berkembang, pada level tertentu, pertumbuhannya melambat dan sangat sulit naik level menjadi negara kaya. Mereka terjebak dalam “jebakan pendapatan menengah” (Gill & Kharas, 2007).
Dalam perdagangan sekarang, negara yang unggul bisa mengeksploitasi pasar negara lainnya yang kurang unggul dan menjadi negara kaya dengan cara tersebut. Sementara negara yang dieksploitasi pertumbuhannya melambat dan “tertinggal di landasan”. Bahkan, akibat perlombaan terjun ke dasar dan terjebak di dasar sebagaimana dijelaskan di atas, semua negara baik yang menang maupun yang kalah, ikut melambat. Maka terjadilah fenomena jebakan pendapatan menengah. Pertumbuhan ekonomi hampir semua negara berkembang melambat (Rahman, 2022a, hal. 128-151).
Negara-negara berkembang berlomba-lomba menjadi negara kaya melewati jalan yang sempit. Hampir semua negara terjebak di tengah-tengah jalan yang sempit tersebut. Pertumbuhan mereka pun melambat. Tidak ada cara rasional yang bisa membuat semua negara berkembang tumbuh dengan cepat bersama-sama dalam jalan yang sempit tersebut.
1.8 Ketidakseimbangan global
Mayoritas ahli mendefinisikan ketidakseimbangan global sebagai ketidakseimbangan neraca berjalan (current account) atau ketidakseimbangan neraca pembayaran (Balance of Payment – BoP). Berhubung neraca berjalan bersifat akumulatif, maka ketidakseimbangan global juga akumulatif dan bermuara pada neraca luar negeri (national balance sheet) atau yang lebih kita kenal dengan Net International Investment Position (NIIP). NIIP adalah indikator paling luas dan paling dalam ketidakseimbangan global.
Sebagian besar neraca luar negeri (NIIP) negara-negara di dunia tidak seimbang. Sebagian kecil surplus dan sebagian besar defisit. Mereka seperti kapal-kapal yang miring ke kiri atau ke kanan. Fenomena ini kemudian disebut dengan ketidakseimbangan global. Ketidakseimbangan global membuat ekonomi dunia tidak stabil dan rentan terhadap krisis.
Ada dua faktor utama penyebab ketidakseimbangan global. Pertama, sistem moneter internasional kita saat ini tidak simetris, yaitu ada negara yang mencetak uang sementara yang lainnya membeli uang tersebut. Hal ini melahirkan ketidakseimbangan global yang permanen. Negara yang mencetak uang harus defisit besar agar mata uangnya beredar ke luar negeri sementara negara-negara pengguna harus surplus agar bisa mengumpulkan cadangan devisa.
Kedua, dunia tidak memiliki mekanisme nilai tukar yang akurat. Kebijakan nilai tukar diserahkan kepada negara masing-masing tanpa supervisi yang cukup. Sementara itu, sebagian negara mempraktikkan merkantilisme, yaitu merendahkan nilai tukar mata uang nasional untuk mendorong ekspor sebesar-besarnya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Akibatnya perdagangan mereka surplus besar sementara negara lainnya defisit. Dengan cara ini, ketidakseimbangan global pun meluas di antara negara-negara pengguna mata uang internasional sendiri. Sebagian kecil negara surplus sangat besar; dan sisanya defisit.
Negara-negara yang defisit akhirnya terjebak utang luar negeri yang tidak bisa dibayar. Ekonomi mereka menjadi rentan dan tidak stabil. Mereka seperti kapal-kapal yang miring. Berhubung ekonomi dunia pada prinsipnya merupakan suatu ekosistem raksasa, maka seluruh ekonomi dunia akhirnya tidak stabil.
Ketidakseimbangan global bersifat akumulatif. Berhubung neraca berjalan negara-negara yang surplus dan defisit cenderung jangka panjang dan tidak ada tanda-tanda pembalikan tren yang signifikan, maka ketidakseimbangan global selalu meningkat. Ketidakseimbangan global adalah lahan subur tumbuhnya krisis moneter (Rahman, 2022a, hal. 151-191).
1.9 Fluktuasi nilai tukar dan instabilitas
Nilai tukar antar mata uang di seluruh dunia berfluktuasi. Hal ini menyebabkan seluruh sistem tidak stabil. Penyebab utamanya adalah transaksi yang tidak memiliki underline atau yang kita kenal dengan “spekulasi” yang menguasai pasar uang dunia. Berdasarkan data (BIS, 2019) dan (WTO, 2021), lebih dari 99% transaksi mata uang tidak memiliki underline. Sementara spekulasi meningkatkan volatilitas (De Long, Shleifer, Summers, & Waldmann, 1990). Dengan cara ini, nilai tukar di seluruh dunia menjadi fluktuatif dan tidak mungkin stabil. Fluktuasi meningkatkan biaya transaksi dan bisnis antar negara, meningkatkan risiko ketidakpastian, dan membuat seluruh sistem tidak stabil.
Ukuran spekulasi di pasar uang dunia selalu meningkat. Dengan demikian, potensi utama penyebab volatilitas juga meningkat. Sistem moneter internasional dan ekonomi dunia semakin lama semakin tidak stabil. Spekulasi menjadi faktor pemicu krisis moneter (Rahman, 2022a, hal. 191-211).
1.10 Krisis moneter
Krisis moneter adalah puncak kegagalan sistem moneter internasional. Dia merupakan akumulasi dari kegagalan-kegagalan lainnya. Pada negara-negara pengguna mata uang internasional, krisis moneter biasanya dibarengi dengan krisis finansial dan dalam banyak kasus berakhir dengan krisis ekonomi.
Krisis mirip seperti gempa bumi. Ketika energi ketidakseimbangan terus meningkat dan struktur ekonomi tidak mampu menahan, maka salah satu struktur patah, melepaskan energi, dan terjadilah krisis. Dalam kondisi ketidakseimbangan tersebut, spekulasi menjadi faktor yang aktif dan cenderung berjalan sendiri (self-fulfilled). Spekulasi bisa membuat krisis terjadi lebih awal ketika struktur ekonomi masih kuat (Rahman, 2022a, hal. 211-238).
Ketidakseimbangan internal melahirkan krisis finansial. Ketidakseimbangan eksternal melahirkan krisis moneter. Dua-duanya bisa meluas menjadi krisis ekonomi. Bagi negara pengguna mata uang internasional, baik krisis moneter maupun finansial berujung sama.
Berhubung tren ketidakseimbangan dan spekulasi meningkat, maka tren krisis juga meningkat. Sampai sekarang, krisis belum ada obatnya.
2 Sistem Organik
2.1 Definisi sederhana
Sistem organik adalah sistem mata uang internasional yang dibangun bersama-sama oleh seluruh negara anggota di dunia, dan menjadi bagian dari mata uang nasional masing-masing. Mata uang organik hanya digunakan untuk transaksi internasional antar negara anggota. Transaksi domestik tetap menggunakan mata uang nasional masing-masing. Hubungan antara mata uang internasional dengan nasional adalah organik (menjadi bagian) dan hibrid (bisa dikonversi). Nilai tukar antara mata uang organik dengan mata uang nasional menggunakan sistem “penyeimbang otomatis” atau auto-balancing yang sepenuhnya mengikuti fundamental ekonomi masing-masing negara dan mengikuti neraca saldo yang cenderung netral. Sistem organik menggunakan teknologi digital, otomatisasi, dan desentralisasi.

Perbedaan dengan Dolar AS
Dolar AS dibuat dan dikontrol oleh AS. Negara-negara di dunia hanya menggunakan (membeli/menyewa) tapi tidak bisa mengontrol. Sementara mata uang organik dibuat dan dikontrol oleh seluruh negara anggota. Negara anggota tidak perlu membeli. Mereka mendapatkan alokasi secara gratis berdasarkan kebutuhan.
Perbedaan dengan Euro
Euro adalah mata uang tunggal dalam satu kawasan. Hanya ada satu mata uang di seluruh kawasan Euro. Tidak ada mata uang nasional. Sedangkan mata uang organik hidup berdampingan dengan mata uang nasional semua negara anggota.
Euro dibuat dan dikontrol oleh Kawasan Euro. Negara-negara di dunia hanya menggunakan (membeli/menyewa) tapi tidak bisa mengontrol. Sementara mata uang organik dibuat dan dikontrol oleh seluruh negara anggota di dunia.
Perbedaan dengan mata uang tunggal
Mata uang tunggal dunia adalah sebuah konsep di mana hanya ada satu mata uang di dunia. Tidak ada mata uang nasional. Transaksi domestik dan internasional menggunakan mata uang tunggal tersebut. Sedangkan mata uang organik hidup berdampingan dengan mata uang nasional semua negara anggota. Mata uang organik hanya untuk transaksi internasional, tidak untuk transaksi domestik.
2.2 Tata kelola
Negara-negara anggota membentuk badan internasional, misalnya United Nations of International Monetary (UNIM). Idealnya UNIM ada di bawah naungan PBB. UNIM kemudian mendirikan Bank Sentral Dunia (BSD) dan mengawasi perjalanannya. BSD menjalankan seluruh sistem dan bertanggung jawab kepada UNIM.
BSD memiliki kantor perwakilan di setiap negara anggota yang disebut dengan Bank Sentral Dunia Nasional (BSDN). BSDN adalah pelaksana harian sistem organik. BSD hanya sebagai kantor administrasi dan tempat pembuatan kebijakan.
BSDN bekerja sama dengan Bank Sentral Nasional (BSN) masing-masing negara anggota. BSDN mengatur sistem moneter internasional sementara BSN mengatur sistem moneter nasional. Dengan demikian, BSN sepenuhnya independen dalam mengatur sistem moneter nasional masing-masing negara.
BSDN dan BSN masing-masing mengoperasikan minimal satu super komputer yang menjadi inti (core) dari sistem yang terdesentralisasi.
Ada dua alternatif pembiayaan sistem organik. Pertama, pembiayaan menggunakan iuran negara-negara anggota. Besaran iuran mengikuti jumlah penggunaan mata uang organik di setiap negara setiap tahun. Kedua, pembiayaan menggunakan pungutan biaya jasa layanan bank sentral dunia bagi publik dan entitas bisnis lainnya.
Hak suara setiap negara anggota proporsional mengikuti jumlah penggunaan mata uang organik di setiap negara.
Sistem organik bersifat tertutup; artinya hanya negara anggota yang dapat menggunakan layanan bank sentral dunia dan mata uang organik.
Keanggotaan bersifat terbuka; artinya seluruh negara di dunia bisa mendaftar menjadi anggota tanpa memerlukan integrasi ekonomi yang komprehensif.
2.3 Organik dan hibrid
Mata uang organik tidak berdiri sendiri dan bukan mata uang asing, tapi menjadi bagian dari mata uang nasional setiap negara anggota. Setiap unit mata uang organik dijamin dengan mata uang nasional; sehingga tidak memerlukan jaminan emas dan aset internasional lainnya.
Mata uang organik dan nasional memiliki karakteristik hibrid, yaitu bisa saling dikonversi dari satu ke yang lainnya tanpa spread dan tidak mempengaruhi harga (nilai tukar). Misalnya, jika harga beli mata uang organik adalah 10.000 rupiah per unit, maka harga jualnya juga 10.000 rupiah. Tidak ada biaya penukaran uang. Penukaran uang juga tidak menyebabkan perubahan nilai tukar, berapa pun jumlahnya. Karena nilai tukar hanya mengikuti fundamental ekonomi sebagaimana nanti akan dijelaskan di bagian nilai tukar. Masyarakat bisa melakukan penukaran uang langsung di bank sentral dengan menggunakan akun masing-masing sebagaimana nanti akan dijelaskan di bagian digitalisasi, otomatisasi, dan desentralisasi.
2.4 Nilai
Mata uang organik tidak menempel pada APBN negara mana pun di dunia dan tidak berhubungan dengan daya saing negara mana pun. Oleh karena itu, nilai mata uang organik bisa dibuat sepenuhnya stabil, yaitu tidak naik dan tidak turun sama sekali, atau zero depreciation dan zero appreciation atauzero inflation. Untuk mencapai nilai yang stabil tersebut mata uang organik dipatok pada indeks harga global.
Dengan demikian, nilai mata uang organik akan “super stabil”, tidak berubah baik jangka pendek maupun jangka panjang, lebih stabil daripada semua jenis mata uang yang pernah ada di dunia, termasuk emas.

2.5 Jumlah ideal
Setiap negara anggota mendapatkan alokasi mata uang organik berdasarkan kebutuhan untuk transaksi internasional antar negara anggota. Ada dua alternatif pilihan besarnya jumlah alokasi, yaitu (1) menggunakan rekomendasi Keynes sebesar 1 tahun perdagangan internasional atau (2) menggunakan rule of thumb negara-negara industri sebesar 3 bulan kebutuhan perdagangan. Besarnya jumlah alokasi ini terbuka untuk diskusi di masa depan.
Besaran jumlah alokasi tersebut bukan kuota, tapi jumlah ideal. Artinya, negara anggota masih bisa menggunakan mata uang organik melebihi jumlah ideal.
Perlu diketahui bahwa penggunaan mata uang organik melebihi jumlah ideal pada prinsipnya merugikan negara tersebut. Penyebabnya adalah sistem nilai tukar penyeimbang otomatis. Dalam sistem penyeimbang otomatis, penggunaan mata uang organik untuk impor secara berlebihan tidak dimungkinkan. Penjelasan lebih lanjut ada di bagian nilai tukar. Dengan demikian, penggunaan mata uang organik secara berlebihan akan mengurangi penggunaan mata uang nasional. Berhubung mata uang organik ada dalam kontrol bank sentral dunia, maka hal ini menyebabkan berkurangnya kontrol bank sentral nasional terhadap moneter nasional. Untuk menghindari penggunaan mata uang organik secara berlebihan, pemerintah negara anggota bisa menggunakan pajak sebagaimana nanti dijelaskan di bagian kontrol.
2.6 Pengeluaran dari bank sentral dunia nasional ke bank sentral nasional

Pengeluaran (issuance) mata uang organik dilakukan secara langsung dengan kolateral mata uang nasional di setiap negara anggota seperti di bawah ini:
- BSDN mengeluarkan mata uang organik kepada BSN sebesar jumlah ideal sebagaimana dijelaskan di atas.
- Sebagai kolateral, BSN mengirimkan mata uang nasional kepada BSDN.
Jadi, setiap unit mata uang organik yang beredar di semua negara anggota dijamin oleh mata uang nasional. Karena itu sistem ini disebut organik, di mana mata uang internasional tidak berdiri sendiri, tapi menjadi bagian dan dijamin oleh mata uang nasional.
Jumlah kolateral selalu sama dengan mata uang organik yang dikeluarkan di setiap negara. Jika nilai mata uang nasional menyusut terhadap mata uang organik, maka BSN mengirimkan kekurangannya kepada BSDN sehingga nilainya (kolateral) sama kembali. Demikian juga sebaliknya, ketika mata uang nasional mengalami apresiasi terhadap mata uang organik, maka BSDN mengembalikan kelebihannya kepada BSN sehingga nilainya sama kembali.
Kolateral mata uang nasional disimpan oleh BSDN dalam bentuk catatan, tidak perlu dicetak, dan tidak beredar. Dengan demikian, sistem kolateral ini tidak ada biayanya baik secara ekonomi maupun moneter. Hal ini membuat sistem pengeluaran mata uang organik sangat efisien, tidak memerlukan jaminan emas maupun aset internasional lainnya.
2.7 Distribusi ke publik

Distribusi
Masyarakat yang memerlukan uang organik untuk transaksi di antara negara anggota bisa langsung membeli ke bank sentral nasional dengan mata yang nasional melalui akun atau rekening masing-masing. Publik dapat membuat akun langsung di bank sentral sebagaimana nanti dijelaskan di bagian digital, desentralisasi, dan otomatisasi. Hasil penjualan uang (seigniorage) menjadi pendapatan pemerintah.
Penarikan
Masyarakat yang sudah tidak memerlukan uang organik bisa langsung menjualnya ke bank sentral nasional. Biaya pembelian uang (seigniorage negatif) menjadi biaya pemerintah.
2.8 Sistem pengendalian
Pengendalian pasif
Ketika jumlah mata uang organik yang beredar berada dalam batas “jumlah ideal”, maka pengendalian diserahkan ke pasar. Pemerintah atau bank sentral sama sekali tidak melakukan intervensi. Jadi bank sentral hanya menerima pembelian dan penjualan dari masyarakat saja.
Pengendalian aktif
Ketika jumlah mata uang organik yang beredar melebihi “jumlah ideal”, maka pemerintah melakukan pengendalian aktif. Pengendalian bisa dalam bentuk regulasi atau “pengenaan pajak menyimpan mata uang organik”. Pendapatan pajak masuk ke APBN masing-masing negara.
Sistem pengendalian ini disebut dengan “pengendalian langsung”. Sistem pengendalian langsung sangat efisien dan tidak memerlukan bunga di tingkat bank sentral atau pemerintah. Dengan demikian, mata uang organik tidak berbasis bunga; tidak ada suku bunga di tingkat bank sentral maupun pemerintah (zero interest rate). Kami percaya sistem pengendalian langsung tanpa bunga seperti ini jauh lebih efisien daripada sistem pengendalian berbasis bunga seperti yang dipraktikkan oleh bank-bank sentral saat ini.
2.9 Digitalisasi, otomatisasi, dan desentralisasi
Untuk memaksimalkan fungsi, mata uang organik seluruhnya digital, menggunakan teknologi otomatisasi atau semi otomatisasi dan desentralisasi atau semi desentralisasi (Rahman, 2022a, hal. 336-347) dan (Rahman, 2022b). Mata uang digital adalah mata uang yang dicetak, disimpan, dan dikelola dalam bentuk “kode digital”. Otomatisasi adalah proses atau teknologi yang berjalan sendiri tanpa intervensi manusia atau dengan pengawasan yang minimum. Sistem yang terdesentralisasi adalah sistem yang dibangun dengan banyak inti (core) sehingga tidak tergantung pada satu pusat tertentu.
Kelebihan desentralisasi adalah sistem tetap berfungsi penuh walaupun sebagian dari inti mengalami gangguan. Seluruh negara anggota adalah inti. Seluruh super komputer yang dijalankan masing-masing negara juga menjadi inti. Ketika sebagian inti di berbagai negara mengalami gangguan, sistem masih dapat bekerja dengan baik dengan inti-inti lainnya yang masih aktif.

Core
Secara organisasi, negara anggota adalah inti. BSD, BSDN, dan BSN seluruhnya adalah inti. Mereka semua setara. Kemudian, secara teknis, semua super komputer yang dijalankan oleh BSDN dan BSN di setiap negara anggota adalah inti. Satu negara minimal menjalankan dua unit dan bisa lebih.
Backbone
Seluruh super komputer tersebut terhubung dengan jaringan induk yang disebut dengan backbone. Jaringan induk merupakan jaringan internet baik yang eksklusif maupun inklusif.
Klien
Masyarakat umum, bank komersial, institusi keuangan, perusahaan, dan semua peralatan yang terhubung dengan jaringan induk untuk mendapatkan layanan sistem organik adalah klien. Klien bisa mengakses layanan dalam sistem organik melalui jaringan induk.
Layanan
Layanan utama yang tersedia untuk publik adalah pembuatan akun, transfer, pembayaran dan settlement, dan penukaran uang. Publik dapat membuat akun dan menggunakan semua layanan tersebut secara langsung di bank sentral.
Jika operasional sistem menggunakan pembiayaan iuran negara-negara anggota, maka seluruh layanan utama tersebut gratis untuk umum. Jika pembiayaan sistem menggunakan biaya jasa, maka layanan tersebut berbayar, tentu dengan biaya yang jauh lebih murah, bisa berpuluh kali lipat lebih murah daripada sistem saat ini. Karena sistem organik dan bank sentral dunia beroperasi atas dasar non profit dan dikontrol oleh seluruh negara anggota. Hal ini membuat sistem transfer, penukaran uang, dan pembayaran internasional menjadi sangat efisien.
2.10 Nilai tukar penyeimbang otomatis
Nilai tukar adalah bagian paling penting dalam sistem organik. Dia bukan hanya sebagai nilai acuan untuk penukaran uang, tapi juga untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas sistem. Sistem organik menggunakan nilai tukarnya sendiri, yang disebut dengan “penyeimbang otomatis” atau “auto-balancing”. Nilai tukar penyeimbang otomatis berbentuk persamaan yang bekerja secara otomatis (Rahman, 2022a, hal. 361-387):

E : Nilai tukar mata uang nasional
(PI) ̅ : Rata-rata tertimbang harga barang dan jasa impor (tradable) dalam mata uang internasional.
(PX) ̅ : Rata-rata tertimbang harga barang dan jasa ekspor (tradable) dalam mata uang nasional.
PDB : Produk domestik bruto tahun sebelumnya
Neraca Surplus : Net International Investment Position (NIIP) – surplus
Neraca Defisit : Net International Investment Position (NIIP) – defisit
Nilai tukar penyeimbang otomatis terdiri dari dua komponen. Komponen pertama ((PI) ̅/(PX) ̅) adalah “nilai tukar yang sebenarnya” di mana rata-rata harga barang dan jasa impor sama dengan ekspor. Komponen ini merupakan penggabungan dari persamaan uang dalam teori dasar tentang uang (quantity theory of money) dan persamaan dalam hukum dasar perdagangan internasional (HDPI). Komponen pertama membuat nilai tukar selalu mengikuti fundamental ekonomi dan tidak terpengaruh oleh spekulasi.
Komponen pertama membuat rata-rata harga barang dan jasa di dalam negeri yang bisa diekspor sama dengan di luar negeri. Hal ini membuat daya saing atau keunggulan komparatif setiap negara relatif seimbang. Ketika mereka berdagang, perdagangannya juga relatif seimbang, tidak surplus berlebihan dan juga tidak defisit berlebihan. Kami telah membuat simulasi untuk membuktikan hal ini dalam working paper nomor 2 tahun 2022 (Rahman, 2022c).
Komponen kedua (PDB+Neraca Surplus)/(PDB+Neraca Defisit) adalah faktor penyeimbang. Komponen kedua membuat neraca (NIIP) semua negara anggota cenderung kembali pada posisi netral. Komponen kedua membuat aliran modal dan perdagangan saling menetralkan sehingga neraca berjalan dan neraca saldo setiap negara cenderung netral, tidak surplus berlebihan dan tidak defisit berlebihan. Kami juga telah membuat simulasi dan membuktikan hal ini dalam working paper nomor 3 tahun 2022 (Rahman, 2022d).
Bagaimana sistem nilai tukar bekerja?
- Penyeimbang otomatis membuat daya saing atau keunggulan komparatif antar negara menjadi relatif seimbang. Silakan lihat (Rahman, 2022c) untuk penjelasan lanjutan dan pembuktian.
- Penyeimbang otomatis membuat perdagangan antar negara relatif seimbang, tidak surplus berlebihan dan tidak defisit berlebihan. Silakan lihat (Rahman, 2022c) untuk penjelasan lanjutan dan pembuktian.
- Penyeimbang otomatis membuat aliran modal dan perdagangan saling menetralkan sehingga neraca berjalan, balance of payment, dan NIIP semua negara cenderung dan relatif seimbang, tidak surplus berlebihan dan tidak defisit berlebihan. Hal ini membuat cadangan devisa setiap negara bisa mencukupi diri sendiri atau self-sufficient. Konsekuensi lanjutannya adalah semua negara tidak memerlukan utang luar negeri pemerintah atau mereka bisa melunasinya. Silakan lihat (Rahman, 2022d) untuk penjelasan lanjutan dan pembuktian.
- Penyeimbang otomatis membuat nilai tukar sepenuhnya mengikuti fundamental ekonomi setiap negara anggota dan neraca saldo (NIIP) yang relatif netral. Hal ini membuat nilai tukar stabil, tidak terpengaruh oleh transaksi spekulasi. Silakan lihat (Rahman, 2022d) untuk penjelasan lanjutan dan pembuktian.

3 Menyelesaikan Masalah dalam Sistem Moneter Internasional
Sistem organik adalah sistem moneter internasional yang berbasis sains. Dia berdiri di atas teori-teori paling dasar dalam ekonomi modern dan beberapa teori dasar dalam fisika. Struktur utama dalam sistem organik berbentuk simetris, di mana mata uang internasional dikeluarkan di setiap negara, dan semua negara berkedudukan setara. Sistem organik juga membuat aspek moneter internasional (non riil) hanya mengikuti aspek fundamental ekonomi internasional (fundamental makro). Tidak ada deviasi antara moneter internasional dan fundamental. Kami menyebut ini sebagai “tenun ekonomi internasional yang elegan” (Rahman, 2022a, hal. 494-536). Dengan cara ini, selain menyediakan likuiditas internasional kepada seluruh negara anggota di dunia, sistem organik juga berpotensi mampu menyelesaikan hampir seluruh masalah dalam sistem moneter internasional sebagaimana disebutkan di atas secara komprehensif dan alami.
Sistem organik bisa menyelesaikan dua masalah klasik dalam sistem moneter internasional sebagaimana disampaikan oleh Keynes dan Triffin. Pertama, Sistem organik membuat neraca perdagangan dan neraca saldo setiap negara menjadi relatif seimbang. Dengan demikian, maka persoalan penyesuaian yang tidak simetris (asymmetric-adjustment problem) sebagaimana disampaikan oleh Keynes tidak muncul. Sistem secara otomatis melakukan penyesuaian terhadap negara-negara yang surplus dan defisit berlebihan secara real time. Kemudian, kedua, sistem organik juga sepenuhnya simetris di mana mata uang internasional dikeluarkan di semua negara sehingga dilema Triffin tidak muncul. Berapa pun dunia memerlukan mata uang internasional, sistem bisa menyediakannya, tanpa menimbulkan ketidakseimbangan, dan tanpa mengurangi tingkat percaya diri mata uang internasional tersebut.
3.1 Mata uang internasional gratis untuk semua negara anggota
Dalam sistem yang demokratis, setiap sesuatu yang bisa dibuat tanpa biaya, pada prinsipnya, dapat dibagikan kepada seluruh anggota secara gratis. Mata uang internasional juga demikian. Negara-negara anggota bisa membuat mata uang internasional bersama nyaris tanpa biaya dan mendistribusikannya kepada seluruh negara anggota secara tanpa biaya juga.
Sistem organik sepenuhnya demokratis. Sistem ini bisa membuat mata uang internasional nyaris tanpa biaya dan mendistribusikannya kepada seluruh negara anggota berdasarkan kebutuhan transaksi internasional juga secara gratis. Mereka tidak perlu lagi membeli mata uang internasional atau berutang ke luar negeri hanya untuk memenuhi kebutuhan likuiditas internasional atau cadangan devisa seperti kondisi sekarang (Rahman, 2022a, hal. 425-431).
3.2 Tidak perlu menumpuk cadangan devisa
Sistem menyediakan cadangan devisa kepada semua negara anggota secara gratis. Negara anggota juga tidak perlu berebut surplus perdagangan dan tidak perlu utang luar negeri untuk mengumpulkan cadangan devisa. Karena sistem telah menyediakannya.
Saat ini, negara-negara berkembang menumpuk cadangan devisa dalam jumlah yang sangat besar untuk mempertahankan stabilitas sistem moneter mereka. Biaya penumpukan cadangan devisa tersebut sangat mahal. Mereka mengeluarkan biaya rata-rata 1% dari PDBnya untuk membangun dan merawat cadangan devisa (Rodrik, 2006). Dalam sistem organik, biaya ini tidak diperlukan lagi. Sistem menyediakan cadangan devisa dan sekaligus merawatnya untuk semua negara anggota secara gratis (Rahman, 2022a, hal. 431-434).
3.3 Mata uang internasional tidak menyusut
Mata uang organik sepenuhnya stabil, tidak mengalami depresiasi sama sekali, dan juga tidak mengalami apresiasi. Nilai mata uang organik akan tetap sama dalam 10 atau 100 tahun yang akan datang. Dengan demikian, maka tidak ada lagi “sumbangan si miskin” kepada “si kaya” dalam bentuk depresiasi mata uang internasional seperti sekarang. Semua negara setara. Sistem organik membuat sistem moneter dan ekonom internasional lebih rasional dan adil (Rahman, 2022a, hal. 434-435).
3.4 Menghapus perang dagang
Berhubung cadangan devisa disediakan secara gratis, maka seluruh negara anggota tidak perlu mengejar surplus perdagangan. Kemudian, dengan nilai tukar penyeimbang otomatis, maka daya saing dan perdagangan semua negara anggota relatif seimbang, tidak surplus berlebihan dan tidak defisit berlebihan.
Dengan demikian, maka perang dagang tidak relevan. Tidak ada motif perang dagang. Perdagangan internasional bisa menjadi lebih koheren. Keunggulan komparatif dalam teori perdagangan internasional menjadi aktual dan dapat bekerja dengan baik (Rahman, 2022a, hal. 436-464). Silakan lihat (Rahman, 2022c) untuk penjelasan dan pembuktian lebih lanjut.
3.5 Menghapus perlombaan terjun ke dasar dan terjebak di dasar
Berhubung perdagangan relatif seimbang, maka motif dalam perlombaan terjun ke dasar dan terjebak di dasar menjadi tidak relevan. Dalam bidang investasi juga demikian. Motif perebutan investasi asing yang tidak sehat tidak ada. Negara tidak perlu menurunkan upah buruh, menurunkan pajak perusahaan asing, dan menurunkan standar lingkungan hidup demi persaingan perdagangan dan mengejar investasi. Motif persaingan tidak sehat tidak ada. Tanpa motif maka negara-negara di dunia bisa terhindar dari persaingan tidak sehat dalam bentuk perlombaan terjun ke dasar dan terjebak di dasar. Ekonomi internasional lebih berpotensi untuk membentuk hubungan yang mutualisme (Rahman, 2022a, hal. 464-471).
3.6 Melunasi utang luar negeri pemerintah
Berhubung cadangan devisa disediakan dan neraca berjalan relatif seimbang, maka utang luar negeri pemerintah menjadi tidak relevan. Utang luar negeri untuk swasta mungkin masih perlu dengan model bisnis. Tapi utang pemerintah ke luar negeri sama sekali tidak relevan dan tidak ada gunanya juga. Oleh karena itu pemerintah negara-negara di dunia tidak perlu berutang ke luar negeri. Jika mereka sudah terlanjur berutang, mereka bisa membuat rencana untuk melunasinya juga. Sistem organik berpotensi menyediakan jalan dan sumber daya untuk melunasi utang luar negeri semua pemerintah negara-negara di dunia berapa pun jumlahnya. Soal pelunasan utang luar negeri pemerintah ini mungkin masih memerlukan riset lanjutan walaupun simulasi dalam working paper kami nomor 3 tahun 2022 (Rahman, 2022d) secara implisit dan contoh kasus dalam buku (Rahman, 2022a, hal. 474-475) secara eksplisit memungkinkan hal tersebut.
3.7 Menghilangkan faktor eksternal jebakan pendapatan menengah
Sebagaimana disebutkan di atas, ada tiga faktor eksternal yang menyebabkan jebakan pendapatan menengah, yaitu eksploitasi perdagangan, perlombaan terjun ke dasar dan terjebak di dasar, dan cadangan devisa yang sangat besar dan mahal. Sistem organik dapat menghilangkan seluruh faktor eksternal tersebut secara komprehensif. Dengan demikian, sistem organik dapat menghilangkan faktor-faktor eksternal yang menyebabkan jebakan pendapatan menengah. Dalam sistem organik, negara-negara berkembang tidak bersaing di jalan yang sempit dan berdesak-desakan. Mereka memiliki jalan masing-masing. Mereka berpotensi tumbuh lebih cepat (Rahman, 2022a, hal. 477-483).
3.8 Menghilangkan ketidakseimbangan global
Sistem organik bisa menghilangkan dua struktur utama ketidakseimbangan global (Rahman, 2022a, hal. 483-488). Pertama, sistem organik simetris, yaitu mata uang internasional dikeluarkan di semua negara anggota. Dengan demikian, struktur pertama ketidakseimbangan global (sistem pengeluaran yang tidak simetris) dapat dihilangkan. Berapa pun dunia memerlukan mata uang internasional, sistem dapat menyediakannya di seluruh negara tanpa menimbulkan ketidakseimbangan. Tidak perlu ada negara yang defisit untuk menyediakan mata uang internasional kepada dunia.
Kedua, sistem nilai tukar penyeimbang otomatis membuat perdagangan dan neraca saldo setiap negara anggota relatif seimbang. Penyeimbang otomatis juga membuat aliran modal dan perdagangan saling menetralkan (Rahman, 2022d). Maka tidak dimungkinkan suatu negara melakukan praktik merkantilisme (eksploitasi perdagangan dengan membuat surplus sebesar-besarnya) dengan cara apa pun. Sistem nilai tukar akan menetralkannya secara real time. Dengan demikian, tidak ada negara yang surplus berlebihan dan defisit berlebihan. Hal ini berimplikasi pada neraca kepemilikan asing. Tidak ada negara yang menguasai aset negara lainnya secara berlebihan dan tidak ada negara yang aset domestiknya dikuasai asing secara berlebihan. Kepemilikan asing masih dimungkinkan tapi dengan neraca kepemilikan yang relatif seimbang. Dengan cara ini, sistem organik bisa mengurai kepemilikan asing yang sudah menggurita sekali pun. Dalam contoh kasus di (Rahman, 2022a, hal. 486-488), kami menjelaskan bagaimana sistem mengurai kepemilikan asing yang menggurita dan ekstrem.
3.9 Menghilangkan fluktuasi dan instabilitas
Sistem organik menghilangkan dua sumber utama instabilitas, yaitu ketidakseimbangan dan spekulasi. Pertama, dengan membuat neraca semua negara relatif seimbang sebagaimana dijelaskan di atas, maka sistem organik dapat menghilangkan sumber pertama instabilitas, yaitu ketidakseimbangan global.
Kedua, nilai tukar penyeimbang otomatis membuat nilai tukar relatif stabil dan sepenuhnya mengikuti fundamental. Silakan lihat working paper (Rahman, 2022d) untuk penjelasan dan pembuktian hal ini. Dalam sistem organik, nilai tukar adalah cermin dari fundamental. Transaksi pengotor atau spekulasi tidak berpengaruh terhadap nilai tukar. Maka spekulasi akan hilang dengan sendirinya atau setidaknya tidak berpengaruh. Secara natural sistem menjadi lebih stabil (Rahman, 2022a, hal. 488-491).
3.10 Menghapus krisis moneter sampai ke akar-akarnya
Dengan menghilangkan ketidakseimbangan global dan spekulasi mata uang dan membuat nilai tukar relatif stabil, maka sistem organik berpotensi menghilangkan krisis moneter sampai ke akar-akarnya. Dalam sistem organik, secara teori, tidak ada krisis moneter (Rahman, 2022a, hal. 491-493). Kami menyebutnya “tenun ekonomi internasional yang elegan” di mana aspek moneter sepenuhnya mengikuti fundamental ekonomi, tidak ada deviasi, dan (karenanya) tidak ada krisis moneter (Rahman, 2022a, hal. 494).
4 Bisa mulai di mana saja dan oleh siapa saja
Berpuluh-puluh ide atau inisiatif reformasi sistem moneter internasional pernah muncul di berbagai penjuru dunia. Tapi semua ide tersebut berhenti di tengah jalan. Mereka semua membentur “tembok besar yang tidak bisa ditembus”. Setidaknya ada dua faktor besar yang menghentikan mereka semua, yaitu persyaratan integrasi ekonomi yang komprehensif dan kesepakatan “puncak piramida”.
4.1 Pertama, integrasi ekonomi yang komprehensif
Salah satu bentuk mata uang internasional bersama yang paling populer adalah model mata uang tunggal seperti Euro. Membangun Euro atau sejenisnya memerlukan persyaratan integrasi ekonomi yang komprehensif. Jika persyaratan ini tidak dipenuhi, maka penggabungan mata uang bisa menyebabkan ketidakseimbangan. Akibatnya bisa fatal. Negara-negara yang mengalami ketidakseimbangan tersebut berpotensi mengalami kerugian yang lebih besar daripada keuntungan. Sementara, untuk mencapai integrasi ekonomi yang komprehensif tidak mudah. Dari berbagai hasil riset, tidak ada satu kawasan pun di dunia yang saat ini memenuhi persyaratan tersebut lebih baik daripada Euro dan AS. Jadi membangun mata uang bersama model Euro sangat sulit.
Adapun sistem organik sama sekali tidak memerlukan persyaratan integrasi ekonomi yang komprehensif. Penyebabnya adalah sistem organik menggunakan nilai tukar yang sepenuhnya fleksibel mengikuti fundamental ekonomi. Keseimbangan neraca semua negara anggota selalu terjaga dalam semua kondisi. Maka integrasi ekonomi yang komprehensif tidak diperlukan. Semua negara bisa bergabung dalam kondisi mereka apa adanya tanpa memerlukan integrasi ekonomi yang komprehensif. Oleh karena itu, sistem organik bisa dibangun di mana saja di belahan dunia dan semua negara bisa bergabung tanpa memerlukan integrasi ekonomi yang komprehensif (Rahman, 2022a, hal. 563-566).
4.2 Kedua, kesepakatan “puncak piramida”
Ide mata uang global dan reformasi sistem moneter internasional sudah ada sejak puluhan tahun yang lalu. Yang paling populer adalah bancor yang diajukan oleh Bapak Ekonomi Modern, John Maynard Keynes saat konferensi Bretton Woods tahun 1944. Pasca Keynes, ada puluhan ide lainnya yang muncul di kemudian hari. Hanya saja, semua ide mata uang global atau internasional itu berhenti di tengah jalan karena tidak mendapatkan persetujuan Amerika Serikat. Perlu diketahui bahwa AS adalah pemain paling utama di dunia. Dia adalah pemilik mata uang internasional yang paling dominan. Ketika AS tidak setuju, maka ide tersebut langsung membentur tembok besar.
Masalahnya adalah seluruh ide mata uang internasional tersebut hanya bisa berjalan kalau mendapatkan persetujuan dan sekaligus dukungan negara-negara pemain utama. Ide mata uang global hanya bisa berjalan kalau semua negara pemain utama atau “puncak piramida” tersebut duduk dalam satu meja dan berbagi kepentingan yang sangat mendasar. Dan kita semua tahu bahwa itu adalah hal yang mustahil; setidaknya di zaman kita saat ini. Mungkin di zaman Star Trek mereka semua bisa duduk dalam satu meja.
Adapun sistem organik bekerja dengan cara yang berbeda. Sistem organik bisa mulai dengan skala kecil atau besar dan dapat berfungsi secara normal berapa pun jumlah anggotanya. Sistem organik bisa mulai di mana pun dan berapa pun jumlah anggota tanpa memerlukan persetujuan atau kesepakatan “negara-negara puncak piramida”. Jika negara-negara pemain utama setuju dan bergabung maka itu bagus. Tapi jika tidak pun tidak menjadi soal. Negara-negara yang sudah setuju tetap bisa melanjutkan dan sistem tetap bisa berjalan.
Dengan dua karakteristik di atas, yaitu tidak memerlukan integrasi ekonomi yang komprehensif dan tidak memerlukan kerja sama semua negara, tapi hanya negara yang mendukung saja, maka sistem organik bisa terbebas dari “kartel moneter global”. Sistem organik bisa dibangun di mana saja dan bisa dipelopori oleh negara atau kawasan mana saja di seluruh dunia. Dengan jumlah keanggotaan yang sedikit sekalipun, misalnya negara-negara ASEAN, Asia Timur, Asia Selatan, Timur Tengah, Afrika Barat, Afrika Timur, Afrika Tengah, Amerika Latin, dan sebagainya, sistem organik sudah bisa berfungsi secara normal. Selanjutnya union organik tersebut bisa membuka diri untuk seluruh negara di dunia. Semua negara bisa bergabung kemudian. Tanpa persyaratan integrasi ekonomi yang komprehensif, tanpa menghilangkan mata uang nasional, maka union organik akan tumbuh secara natural. Dia akan menggelinding seperti bola salju. Pada akhirnya, semua negara akan bergabung. Kami yakin, ini hanya soal waktu saja.
5 Mewujudkan Ide

5.1 Global currency initiative
Untuk mewujudkan ide sistem organik, kami membangun Global Currency Initiative (GCI). Tujuan akhir GCI adalah membangun mata uang internasional dan bank sentral dunia yang dikelola oleh seluruh negara di dunia secara demokratis dan terdesentralisasi. Untuk mencapai tujuan tersebut, GCI membuat program-program perdana di bawah ini:
- Riset dan pengembangan model, teori, dan teknologi di bidang ekonomi, informasi, politik dan hubungan internasional, dan bidang lainnya yang diperlukan
- Edukasi
- Publikasi
- Mengajak semua pihak dan pemerintah untuk melibatkan diri
GCI adalah badan riset atau think tank nirlaba dan terbuka. GCI bisa dibangun di mana saja di seluruh dunia. GCI juga menggunakan prinsip desentralisasi. Artinya, setiap badan yang didirikan di setiap negara bersifat independen dan saling berkoordinasi. Target utama GCI adalah mengajak pemerintah negara-negara di dunia untuk melibatkan diri.
5.2 Ketika pemerintah melibatkan diri
Setelah melibatkan diri, pemerintah negara-negara di dunia bisa mengambil kontrol. Mereka bisa membentuk organisasi antar negara, United Nations of International Monetary (UNIM). Idealnya UNIM ada di bawah naungan PBB dan berkoordinasi dengan IMF.
Sifat keanggotaan UNIM adalah suka rela dan terbuka. Semua negara boleh bergabung. Hak suara setiap negara berdasarkan ukuran transaksi internasional. Tugas utama UNIM adalah mendirikan bank sentral dunia serta menyiapkan semua regulasi yang diperlukan.
Sebenarnya IMF lebih dari cukup untuk menjadi organisasi internasional yang menjadi wadah sistem organik. Hanya saja, mengingat IMF telah memiliki sistem pengambilan keputusan tersendiri kemungkinan akan sulit mengakomodasi. Selain itu, tidak semua negara anggota IMF akan bersedia menjadi anggota UNIM dalam tahap awal. Jadi, akan lebih efektif, union organik membentuk badan internasional sendiri.
5.3 Mendirikan bank sentral dunia dan membuat mata uang internasional yang sesungguhnya
Tujuan akhir kita adalah mendirikan bank sentral dunia yang dapat mengeluarkan mata uang internasional organik dan menjalankan keseluruhan sistem. Bank sentral dunia adalah badan eksekutif dan bertanggung-jawab kepada UNIM.
Versi PDF paper ini tersedia di Working Paper GCI No. 4-2022
Daftar Referensi
ADBI. (2014). Reform of the International Monetary System: An Asian Perspective. Tokyo: ADBI. Diambil kembali dari https://www.adb.org
BIS. (2019). Triennial Central Bank Survey: Global Foreign Exchange Market Turnover in 2019. Monetary and Economic Department. Basel: BIS. Diambil kembali dari https://www.bis.org
Center for Economic and Policy Research. (2011). Reforming the International Monetary System. Washington, D.C.: CEPR. Diambil kembali dari https://cepr.org
Davies, R. B., & Vadlamannati, K. C. (2013). A Race to the Bottom in Labor Standards? An Empirical Investigation. Journal of Development Economics, 103, 1-14. doi:10.1016/J.JDEVECO.2013.01.003
De Long, J. B., Shleifer, A., Summers, L. H., & Waldmann, R. J. (1990). Noise Trader Risk in Financial Markets. Journal of Political Economy, 98(4), 703-738. doi:10.1086/261703
Gill, I., & Kharas, H. (2007). An East Asian Renaissance: Ideas for Economic Growth. Washington DC: The World Bank. Diambil kembali dari http://documents.worldbank.org
IMF. (2010). Reserve Accumulation and International Monetary Stability. IMF Policy Papers. Washington DC: IMF. Diambil kembali dari https://www.imf.org
IMF. (2011). Enhancing International Monetary Stability—A Role for the SDR? IMF Policy Papers. Washington DC: IMF. Diambil kembali dari https://www.imf.org
IMF. (2022). Currency Composition of Official Foreign Exchange Reserve (COFER). Diambil kembali dari International Monetary Fund: https://data.imf.org
Keynes, J. M. (1969). The Keynes Plan; Proposals for an International Clearing Union. Dalam IMF, The International Monetary Fund 1945-1965 (Vol. III, hal. 19-36). Washington DC: IMF. Diambil kembali dari https://www.elibrary.imf.org
Lin, J. Y., Fardoust, S., & Rosenblatt, D. (2012). Reform of the International Monetary System : A Jagged History and Uncertain Prospects. World Bank Policy Research Working Paper. Washington, DC.: The World Bank. Diambil kembali dari https://openknowledge.worldbank.org
Mooij, R. A., Klemm, A., & Perry, V. (2021). Corporate Income Taxes under Pressure : Why Reform Is Needed and How It Could Be Designed. Washington DC: IMF. Diambil kembali dari https://www.elibrary.imf.org
Naughton, H. T. (2014). To shut down or to shift: Multinationals and environmental regulation. Ecological Economics, 102, 113-117. doi:10.1016/J.ECOLECON.2014.03.013
Ocampo, J. A. (2017). Resetting the International Monetary (Non)System. London: Oxford University Press. Diambil kembali dari https://library.oapen.org
Rahman, A. A. (2022a). Menggagas Mata Uang Internasional yang Sesungguhnya (3rd ed.). Jember: GCI. Diambil kembali dari https://books.google.co.id/books?id=zm5UEAAAQBAJ
Rahman, A. A. (2022b). A Conceptual Model fo a Decentralized Central Bank Digital Currency. GCI Working Paper No 1-2022 (hal. 1-31). Jember: Indonesia. doi:10.33774/coe-2022-3t83l-v2
Rahman, A. A. (2022c). The Basic Laws of Trade. GCI Working Paper No 2-2022 (hal. 1-39). Jember: GCI. doi:10.33774/coe-2022-qjrf5-v3
Rahman, A. A. (2022d). Proposal for a Balanced and Stable International Monetary System. GCI Working Paper No 3-2022 (hal. 1-33). Jember: GCI. doi:10.33774/coe-2022-s4k70-v4
Rodrik, D. (2006). The Social Cost of Foreign Exchange Reserves. International Economic Journal, 20(3), 253-266. doi:10.1080/10168730600879331
Stiglitz, J. E., & Greenwald, B. (2010). Towards A New Global Reserve System. Journal of Globalization and Development, 1(2), 1-24. doi:0.2202/1948-1837.1126
The Palais Royal Initiative. (2011). Reform of the International Monetary System: The Palais Royal Initiative. New Delhi: SAGE Publications India Pvt Ltd. Diambil kembali dari https://books.google.co.id
The World Bank. (2020). Net trade in goods and services (BoP, current US$). Diambil kembali dari The World Bank: https://data.worldbank.org
Triffin, R. (1978). Gold and the Dollar Crisis: Yesterday and Tomorrow. Princeton: Princeton University.
United Nations. (2009). Report of the Commission of Experts of the President of the United Nations General Assembly on Reforms of the International Monetary and Financial System. New York: United Nations. Diambil kembali dari https://www.un.org
WTO. (2021). World Trade Statistical Review 2021. Geneva: WTO. Diambil kembali dari https://www.wto.org
Zhou, X. (2009, March 23). Reform the International Monetary System. BIS Review 41. Diambil kembali dari https://www.bis.org